Jumat, 28 Februari 2014

TENAGA ENDOGEN

Nama : Hana Rokhichatul Janah
Kelas : X PMS 2
LM: GEOGRAFI 2


SMA NEGERI  SLAWI
TAHUN AJARAN 2013/2014

TEKTONISME
1.       Perbedaan tenaga endogen dan tenaga eksogen:
-           Tenaga endogen adalah tenaga yang sangat besar berasal dari dalam bumi yang bersifat kontrusif/membangun.
-          Tenaga eksogen adalah tenaga dari dalam bumi yang bersifat dekstrusif/merusak.
2.      Bukti bumi punya tenaga endogen:
-          Rotasi bumi
-          Revolusi bumi
-          Gravitasi bumi
3.      Pelepasan tenaga endogen dan eksoge
a.       Pelepasan tenaga endogen:
-          Gunung meletus
-          Gempa bumi
-          Tsunami
-          Tinggi dan rendahnya permukaan air laut
b.      Pelepasan tenaga eksogen:
-          Pelapukan
-          Denudasi/tanah longsor
-          Erosi
-          Sedimentasi
4.      Pengertian tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak/kedudukan lapisan kulit bumi secara horisontal atau vertikal.
5.       Gerak Epirogenetik
Gerak Epirogenesis adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit dengan arah vertikal baik ke atas maupun ke bawah dengan gerakan yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Berdasarkan arah geraknya, gerak epirogenetik dibagi dalam 2 macam, yaitu:
·  Epirogenesis Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut kelihatan naik.
·       Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan.

6.      Gerak orogenetik
a.       Orogenetik
         adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi secara cepat seperti meliputi wilayah yang sempit. Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.
Berdasarkan bentuknya prosesnya tektonisme dibedakan atas patahan dan
lipatan. 

-          Lipatan, 
terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat /plastis sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian yang terlipat ke atas dinamakan punggung lipatan/ anticlinal, sedangkan yang melipat ke bawah dinamakan lembah lipatan/ sinklinal.
-          Patahan,
terjadi akibat tenaga endogen yang relative cepat , baik secara vertical maupun secara horizontal. Jenis-jenis patahan sebagai berikut :
·         Sesar naik dan sesar turun
·         Graben dan horst
·         Sesar mendatar
7.       




8.       
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggjLpQ6g9yAoHtNhrDrkundvn2rkPAxgkFx8c2ahRdkIwtTh0lTGMaUORMVjTFuRoKYp4SVn1C4QxOezOBfsnfsMkiN_44MZW8rcZ-qpJmt12upriEPNYGcCWM8tV7-jcHwKs-dLzyQA4/s320/zxccvv.jpg


9.       



10.  Jenis-jenis lipatan sebagai berikut :

Lipatan tegak
terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengatenaga tangensial.
Lipatan miring
terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama.
Lipatan menutup
terjadi karena tenaga tangensial saja yang bekerja.
Lipatan rebah
 karena arah tenaga horizontal dari satu arah.
Sesar sungkup
terjadi karena ada pergerakan pada panjang kerak bumi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEgbGchtTYnDPe4_uWi_95ZghOeZFGXsljK2RO-zJS5lQLeYh65Re7AyRf67FCvHZLf16EEQ3THJqk9fhYIYMcUs_PjmEIUrffLv3MwW_x0dVZI_AMaM1ZqiENhikz8fJiizNL-g9lBg3r/s1600/481726_4663787872829_1792865437_n.jpg
11.   Pembalikan lipatan adalah lipatan yang antiklinalnya menjadi lembah dan sinklinalnya menjadi puncak yang di sebabkan oleh proses pelapukan dan erosi.



VULKANISME
1)      Pengertian vulkanisme
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.
2)      Intrusi Magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. 
Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api.
3)     Jenis-jenis intrusi dan gambarnya
http://elank37.files.wordpress.com/2007/11/geo106_06.gif
4)      a) Erupsi Linear
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia (Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen.
b)Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan. Erupsi inilah yang banyak terjadi.
c) Erupsi Campuran
Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir seluruh gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.
d) Erupsi Areal
Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi.

5)      Sifat erupsi
-          Erupsi effusive, peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi tidak di sertai dengan ledakan.magma yang keluar berupa lava dan membentuk gunung api berbentuk perisai.
-          Erupsi eksplosif, peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi di sertai dengan ledakan. Membentuk gunung api berbentuk maar.
-          Erupsi campuran, keluarnya magma ke permukaan bumi yang berselang seling antara erupsi effusive dan erupsi eksplosif. Membentuk gunung api strato.
6)      Bentuk gunung api
a)       Gunung Api Perisai : Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran tengah. Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak. Contohnya Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Hawaii.
b)      Gunung Api Kubah : Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam. Aliran lava yang kental dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava cepat. Banyak lava yang membeku di saluran, akibatnya saluran menjadi tertutup. Letusan yang sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika. Contohnya Gunung Pelee di Martini, Kepulauan Karibia.
c)       Gunung Api Strato (Gunung Api Komposit) : Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang. Lava dapat mengalir melalui sisi kerucut. Sifat letusan keras. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Etna di Sisilia, Gunung Fuji di Jepang, Gunung Santo Helens dan Rainier di Amerika Serikat, serta Gunung Merapi, Merbabu, Kelud, dan Semeru di Indonesia.
d)       Gunung Api Lava Pijar dan Abu : Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang. Contohnya Gunung Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut Bumi menyebabkan berbagai kenampakan yang menakjubkan  di permukaan Bumi. Kenampakan ini disebut kenampakan vulkanik.
7)      Faktor –faktor yang mempengaruhi tipe erupsi suatu gunung
-          Derajat kekentalan
-          Tekanan gas
-          Kedalaman dapur magma
8)      7 tipe erupsi:
a)    Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.


b) Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.


c) Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.


d) Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.


e)Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.


f) Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.

g) tipe St Vincent
 Ciri-ciri:
-                       lava kental
-                      Tekanan gas sedang
-                      Sumber magma dangkal
Contoh: Gunung St Vincent, Gunung Kelud tahun 1919

9)      Tanda –tanda gunung api akan meletus:
·         terdengarnya suara gemuruh dari dalam tanah
·          suhu udara semakin panas
·          hewan-hewan berlarian menjauh dari gunun
·          sumber air atau mata air semakin mengering
·          tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu
·          terjadi gempa kecil dan peristiwa ekshalasi atau semburan gas semakin kuat.
10)  Post vulkanisme adalah peristiwa setelah gunung api meletus atau gunung api yang sudah mati. Termasuk peristiwa post vulkanisme adalah:
1.    makdani, adalah air panas yang mengandung mineral
2.    geyser, adalah mata air panas yang memancar ke atas
3.    terdapatnya sumber gas fumarol.
  
11)  Dampak positif gunung berapi:
-          Menyuburkan tanah
-          Hujan orogafis
-          Menghasilkan bahan bangunan
-          Mempercepat terjadinya barang tambang atau mineral
-          Tempat objek wisata
12)   Jumlah dan Penyebaran
Jumlah gunung api aktif = 129 bh, Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 th terahkir = 70 bh, Luas daerah yang terancam = 16.670 km2, dan Jumlah jiwa yang terancam = 5.000.000 orang
Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra : 30 buah, Jawa : 35 buah, Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah, Maluku : 16 buah, Sulawesi : 18 buah, Jumlah : 129 buah.  
Daftar berikut mungkin ada perbedaan dengan data sebelumnya, sehingga perlu pengecekan kembali atau disempurnakan melalui sumbernya atau instansi yang berwenang.
-          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhthjRcN_kpAyBD2_qQq7bpg7UaflmBy7IsaT_jTeNJaG3pTm7uDUJPnrUEBrJCsrC_dP5eQxOSqcCNo1P-NWI9ykRotcE07wlY1rgCH3POEgDv1p_DoISe3zQW7_1NO4uz_CifoI0Tyss/s400/gunung-Map_indonesia_volcanoes.gif
-           
-          Dari beberapa gunung berapi tersebut sebagian wilayahnya ada yang ditunjuk sebagai Taman Nasional
seperti Gunung Bromo, G.Merapi, G.Ciremai, G. Gede, dan G. Merbabu.
Untuk diketahui saja bahwa di Pulau Jawa terdapat nama Gunung Merapi begitu pula di Pulau Sumatera terdapat Gunung Marapi yang biasa disebut juga Gunung Merapi.Dafar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak)
Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya)
Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m tertinggi di Indonesia.
.dpl) merupakan gunung  Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)
Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)

Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan

Gunung di Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m)
Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)

Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat

Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947)
Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)

SEISME ( GEMPA BUMI)

1.     Pengertian gempa bumi (seisme)
-          Gempa bumi ( Seisme ) adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi secara tiba-tiba.
2.    Jenis – jenis gempa
1. Jenis-jenis gempa berdasarkan hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa. Jenis gempa ini dibedakan menjadi:
·                Gempa dalam, gempa yang hiposetrumnya terletak antara 300-700 km di bawah permukaan bumi
·                Gempa Intermidier, gempa yang hiposentrumnya terletak antara 100-300 km dibawah permukaan bumi
·                Gempa dangkal, gempa yang hiposentrumnya terletak kurang dari 100 km dibawah permukaan bumi
2. Jenis-jenis gempa berdasarkan bentuk episentrum gempa
·                Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Gempa linier biasanya terjadi pada gempa tektonik. Sebab tanah patahan merupakan sebuah garis dan bukan titik.
·                Gempa Sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Gempa Vulkanik dan gempa runtuhanadalah beberapa contoh jenis gempa sentral

3. Jenis-jenis gempa berdasarkan letak episentrum gempa
·                Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut
·                Gempa daratan, jika episentrumnya terletak didarat
4. Jenis-jenis gempa berdasarkan jarak episentralnya
·                Gempa setempat, jika jarak tempat gempa terasa ke episenralnya kurang dari 10.000 km
·                Gempa Jauh, jika jarak episentral dan termpat terasanya berjarak sekitar 10.000 km
·                Gempa sangat jauh, jika jarak episentralnya dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km
5. Jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya
·                Gempa Tektonik adalah gempa yang terjadi karena peristiwa dislokasi. Gempa terktonik disebut juga gempa dislokasi dan biasanya mempunyai tingkat kerusakan paling parah apalagi kalau  hiposentrumnya dangkal.
·                Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi.
·                Gempa Runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya bagian atas litosfer keran bagian sebelah dalam berongga.
Dari Kelima jenis-jenis gempa diatas yang paling populer adalah jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya. Gempa adalah peristiwa yang termasuk salah satu bencana alam yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak bisa prediksi, dicegah atau ditanggulangi.  karena itu gempa bumi merupakan momok yang paling menakutkan karena kapan dan dimana terjadinya tidak bisa di perkirakan.
6. Jenis-jenis gempa berdasarkan intensitas
o   Makroseisme adalah gempa yang intensitasnya besar dan dapat dirasakan tanpa menggunakan alat.
o   Mikrosisme adalah gempa yang intensitasnya kecil dan dapat dirasakan hanya dengan menggunakan alat.

3.      Analisis gempa di Aceh
Berdasarkan penyebabnya: - gempa tektonik
Berdasrakan intensitasnya: - makroseisme
Berdasarkan kedalaman hiposentrum: - gempa dangkal
Berdasarkan jarak epesentrum: - gempa dangkal
Berdsarkan bentuk episentrum: - gempa linier
Berdasarkn letak episentrun: - gempa laut
4.      Istilah – istilah dalam gempa
-          Seismograf : alat untuk mendeteksi gempa
-          Homoseista: garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat terjadinya gempa dalam waktu yang sama.
o   Isoseista: garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat terjadinya gempa berdasarkan intensitasny.
o   Plestoseista: : garis khayal pada peta yang mengelilingi daerah rusak terparah akibat gempa bumi.
o   Seismologi : ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi.
o   Seismolog: orang yang ahli di bidang gempa
o   Hiposentrum: titik pusat gempa di dalam bumi.
o   Episentrum:pusat gempa di atas permukaan bumi.
o   Mikroseisme: gempa yang intensitasnya kecil dan dapat dirasakan hanya dengan menggunakan alat.
o   Makroseisme: gempa yang intensitasnya besar dan dapat dirasakan tanpa menggunakan alat.
o   Skala Richter: skala yang digunakan oleh observatorium seismologi nasional.
o   Tsunami: gempa yang berpusat di dasar laut.
o   Moment magnitudo: skala umum untuk mengukur gempa bumi di seluruh dunia.
o   Getaran gempa: getaran yang terjadi pada saat gempa.
o   Seismogram : hasi catatan seismograf berupa grafik
5.      3 jenis getaran gempa
Ø  Gelombang longitudinal, ciri-ciri:
-          Kecepatan 7-14 km/s
-          Pertama kali di catat oleh seismograf
-          Getarannya belum terasa di permukaan
-          Dapat melewati berbagai material
Ø  Gelombang transversal, ciri-ciri:
-          Kecepatan 4-7 km/s
-          Hanya bisa melewati material padat
-          Getarannya belum terasa di permukaan bumi
Ø  Gelombang permukaan
-          Kecepatan 3,5-3,9 km/s
-          Paling banyak menimbulkan kerusakan


6.      Cara menentukan letak episentrum
Ø  Metode homoseista, menggunakan 3 tempat garis yang terletak pada homoseista.
Ø  Metode episentral , menggunakan  rumus Laska
D={ (S-P)-1)} x 1 megameter

Ø  Menggunakan 3 seismograf
-          1 seismograf mencatat 1 getaran vertikal
-          2 untuk mengukur getaran permukaan
7.      Menentukan jarak episent yang terhubung jad srum
Diketahui : S-P=5,75’
Ditanya : D......?
Jawab:
 D= {(S-P)-1} x 1 megameter
D=(5,75-1) x 1000 km
D=4,75 x 1000 km
D= 4750 km
Jadi jarak episentrumnya adalah 4750 km
8.      Menentukan gelombang sekunder
·         P= 06 jam 20’10”
·         D=3750 KM = 3’45”
·         S= 06 jam 20’10” + (3’45”+1)
·         S= 06 jam 20’10” + 4’45”
·         S= 06 jam 24’55”
Jadi gelombang sekundernya adalah 06 jam 24’55”
9.      Dampak positif gempa bumi
-          Menciptakan alat-alat teknologi pendeteksi gempa
-          Menjadikan kita peduli sesama
-          Meningkatkan kewaspadaan manusia
-          Menjadi tempat pariwisata
-          Menjadi sumber berita
-          Mengurangi kepadatan penduduk
10.  Persebaran gempa di wilayah Indonesia
v  Daerah sangat aktif (magnitudo >8), daerah Halmahera dan Pulau Irian
v  Daerah aktif (magnitudo antara 8 dan 7), daerah Pantai Lepas Sumatra, Pantai Selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan Banda.
v  Daerah lipatan dan retakan (magnitudo <7), daerah Sumatra, Jawa bagian utara,Kalimantan Timur.
v  Daerah kecil (magnitudo<5), pantai timur Sumatra dan Kalimantan Tengah
v  Daerah stabil, Pantai Selatan Irian dan Kalimantan bagian barat.